*Kristoforus Dowa Bili
Proses belajar seseorang selalu diwarnai dengan berbagai cita-cita dan impian. Banyak mahasiswa bercita-cita agar lulus cepat dengan nilai yang tinggi. Impian ini menjadi dambaan yang paling menggiurkan sekaligus menjadi pendorong bagi mahasiswa untuk rencanakan studi. Impian yang direncanakan dan dilaksanakan secara konsisten menjadi jalan untuk meraih kesuksesan. Kemudian, kesuksesan yang diraih akan menjadi pintu masuk bagi kesuksesan berikunya.
Mahasiswa yang mendapat nilai tinggi, mampu merencanakan studi dengan baik. Kemudian melaksanakan rencana studi secara sunguh-sungguh. Mereka yakin bahwa apabila gagal mencapai nilai tinggi bukan karena mereka merancang untuk gagal, melainkan mereka gagal dalam merencanakan studi. Willian J. Siegel dengan bijak mengatakan bahwa “manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang.”
Awal September ini, kampus ramai didatangi para pemburuh ilmu. Mereka adalah mahasiswa dari berbagai daerah, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa lama yang telah menjalani masa kuliah. Para mahasiswa datang dengan berbagai impian besar yang ingin dicapai, terutama dalam masa studi satu semester mendatang. Untuk mencapai kesuksesan, diperlukan upaya merencanakan studi. Mengapa? Karena rencana studi akan menentukan arah perkuliahan seseorang. Orang bijak mengatakan “rencana menentukan hasil”; “hari ini menentukan esok”; dan “awal menentukan akhir”. Kalimat-kalimat bijak ini mengandung makna bahwa apa pun yang direncakan sejak awal akan menghantar seseorang pada pencapaian hasil sesuai rencana.
Dalam teori belajar belajar kognitif sosial, terdapat konsep tentang self-regulated learning. Konsep ini menawarkan delapan (8) langkah penting dalam belajar: 1) Tujuan, yaitu mengetahui apa yang ingin dicapai. 2) Rencana, yaitu menentukkan, memutuskan, menetapkan cara terbaik untuk menggunakan waktu dan sumber daya yang dimiliki. 3) Motivasi diri, yaitu mendorong diri untuk belajar tekun dan menghadiahi diri untuk rencana/pekerjaan yang sukses dilaksanakan. 4) Perhatian, yaitu memusatkan perhatian pada bahan/materi yang sedang dipelajari sekaligus membebaskan diri dari gangguan perhatian, seperti asyik bermain handhone atau facebook-an ketika belajar. 5) Strategi belajar yang fleksibel/luwes, yaitu memilih strategi yang berbeda dengan berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. 6) Memonitor diri, yaitu memantau diri secara terus-menerus mengenai kemajuan dan perkembangan dalam belajar. 7) Mencari bantuan, yaitu mengenali diri ketika membutuhkan bantuan orang lain/teman yang dianggap lebih mampu sekaligus mencari bantuan pada teman tersebut. 8) Mengevaluasi diri, yaitu menilai apakah tujuan tercapai atau belum atau tidak tercapai sekaligus menentukan langkah selanjutnya. Melalui delapan (8) langkah perencanaan pengaturan diri dalam belajar ini, mahasiswa dapat mencapai cita-cita dan kesuksesan yang diimpikan.
*Dosen PGSD STKIP Weetebula
(Opini ini dimuat 13 September 2013, pada Kolom Pendidikan, Koran Kedaulatan Rakyat (KR) Yogyakarta