Yogyakarta, 29 Juli 2024. Yayasan SATUNAMA Yogyakarta sukses menyelenggarakan kegiatan Mobilizing Support Batch III yang dihadiri oleh perwakilan dari Universitas Katolik Weetebula (Unika Weetebula), termasuk Wakil Rektor III, Rm. Kanisius Kami, M.Pd, dan Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Dr. Heronimus Delu Pingge, M.Pd. Kegiatan ini juga diikuti oleh sejumlah organisasi non-pemerintah (NGO) yang berkolaborasi dengan Misereor dan Kindermissionswerk dari Jerman.
Kegiatan pelatihan ini dirancang dalam empat tahap, dimulai dengan Pertemuan Pengantar (Leaders Meeting) yang dilaksanakan pada 15 Juli 2024. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep mobilisasi dukungan dan membangun sinergi antara peserta dari berbagai lembaga. Tahap kedua dari pelatihan berlangsung secara tatap muka mulai 21 hingga 30 Juli 2024, di Balai Pelatihan SATUNAMA, Yogyakarta, dengan fokus pada pelatihan Mobilizing Support Startersdan Mobilizing Support Skills. Kegiatan Mobilizing Support Batch III diadakan di Balai Pelatihan SATUNAMA yang terletak di Jl. Sambisari No 99, RT 007/RW 034, Dusun Duwet, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Lokasi ini dipilih untuk memberikan suasana yang mendukung proses pembelajaran dan kolaborasi antara peserta dari berbagai latar belakang.
Pada tahap kedua ini, peserta dilatih mengenai teknik-teknik mobilisasi dukungan, analisis pemangku kepentingan, pemahaman kebijakan, serta kemampuan bernegosiasi. Mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Yayasan KEBAYA, yang menerapkan prinsip mobilisasi dukungan dalam kegiatannya. Di sini, para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik langsung yang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pengorganisasian dukungan.
Kegiatan ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi peserta untuk lebih mendalami konsep mobilisasi dukungan sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan dan agenda bersama. Rm. Kanisius Kami, M.Pd, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman konseptual, tetapi juga keterampilan, strategi, dan teknik yang diperlukan untuk menggerakkan berbagai pihak dalam mendukung isu-isu yang diperjuangkan. Selain itu, peserta juga diajarkan pentingnya membangun aliansi dan jaringan dengan individu, kelompok, atau organisasi lain yang memiliki tujuan serupa. Dengan keterampilan ini, mereka diharapkan mampu menjadi penggerak perubahan yang efektif di lingkungan masing-masing.
Foto: Salah Satu Kegiatan Sesi Mobilizing Support
Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan coaching selama 11 bulan setelah pelatihan tahap kedua. Program coaching ini bertujuan untuk membantu peserta mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam serta membangun sikap dan mindset yang tepat dalam menjalankan peran sebagai agen perubahan.Sebagai bagian akhir dari pelatihan, kegiatan ini akan ditutup dengan pelaksanaan MS Graduation selama dua hari pada tahun 2025 yang merupakan momen penting dalam pembelajaran dan peningkatan keterampilan peserta. Pada acara ini, para peserta diharapkan dapat menunjukkan capaian dan berbagi pengalaman serta pengetahuan yang telah diperoleh selama pelatihan.
Kegiatan Mobilizing Support Batch III diadakan di Balai Pelatihan SATUNAMA yang terletak di Jl. Sambisari No 99, RT 007/RW 034, Dusun Duwet, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Lokasi ini dipilih untuk memberikan suasana yang mendukung proses pembelajaran dan kolaborasi antara peserta dari berbagai latar belakang.
Foto bersama dengan Peserta Pelatihan dan Fasilitator
Melalui pelatihan ini, Unika Weetebula menunjukkan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dalam konteks pengorganisasian dan mobilisasi dukungan. Dengan bekal ilmu dan pengalaman yang didapat, diharapkan para peserta dapat berperan aktif dalam mengatasi berbagai isu sosial yang ada di masyarakat, serta menjadi agen perubahan yang efektif dan inspiratif.
Pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam membangun jaringan kerja yang solid di antara lembaga-lembaga sosial, serta meningkatkan kolaborasi dalam menggerakkan perubahan positif di masyarakat. Dengan sinergi yang kuat antar lembaga, diharapkan upaya-upaya yang dilakukan dapat memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.