Pangan lokal di Sumba menyimpan kekayaan pengetahuan tradisional dan potensi besar untuk dikembangkan secara ilmiah maupun komersial. Sumba sebagai salah satu daerah paling terdampak stunting di Indonesia dapat memanfaatkan potensi lokal yang ada demi perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat. Namun, dokumentasi serta riset yang mendalam terkait jenis, nilai gizi, dan kearifan lokal seputar pangan tersebut masih terbatas.

Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik Weetebula bekerja sama dengan Yayasan Uma Ratu berinisiatif menyelenggarakan kegiatan riset dan dokumentasi pangan lokal, yang mencakup pelatihan pendokumentasian pangan lokal yang akan dikompilasikan menjadi sebuah  buku pangan lokal. Buku hasil riset mahasiswa ini, dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat tentang keberadaan sumber makanan bergizi yang ada di sekitar mereka. Buku ini juga akan mengumpulkan berbagai resep tradisional yang menggunakan komoditas lokal yang ada di wilayah Sumba Barat Daya dengan informasi gizi yang terkandung di dalam setiap resep. Pada akhirnya, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas mahasiswa dan dosen dalam melakukan riset berbasis potensi lokal terkait pangan serta mengintegrasikan hasil temuan ke dalam proses pembelajaran dan harapannya akan dapat digunakan masyarakat sekitar.

Sebagai bentuk nyata kerja sama maka dilakukan workshop penulisan pangan lokal dengan mahasiswa prodi Ilmu pertanian dan Agroteknologi, dosen prodi dan tim dari Umaratu foundation yang diwakili oleh Maria Stephanie, M. Phil yang sering disapa Mbak Stefi. Kegiatan dilakukan selama tiga hari terhitung dari tanggal 05 sampai dengan 07 Mei 2025. Kegiatan dibuka langsung oleh Rektor Unika Weetebula, Wilhelmus Yape Kii, S.Pt., M.Phil., M.A.  Rektor dalam kegiatan pembukaan tersebut mengatakan  bahwa “Pangan lokal telah menjadi isu yang penting, namun hingga saat ini kajian mendalam terkait kandungan gizi maupun nilai ekonominya masih sangat terbatas,”. Ia menambahkan bahwa pendekatan riset yang lebih terstruktur dapat membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi kreatif berbasis pangan lokal. Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa ini menjadi kesempatan emas bagi para dosen untuk terlibat dalam penelitian, publikasi ilmiah, dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. “Masalah stunting yang masih menjadi tantangan utama di Sumba Barat Daya dapat menjadi pintu masuk bagi pengembangan riset pangan lokal,” jelasnya. Menurut Rektor, pengembangan pangan lokal tidak memerlukan dana yang besar, namun membutuhkan sinergi antara berbagai pihak, termasuk program studi pertanian dan agroteknologi yang disebutnya sebagai ujung tombak dalam penanganan stunting di wilayah tersebut.

Secaca garis besar kegiatan ini bertujuan untuk :

  1. Melatih dosen dan mahasiswa dalam melakukan riset terkait pangan lokal di Sumba
  2. Mendokumentasikan pengetahuan dan praktik masyarakat terkait tanaman lokal
  3. Mendorong mahasiswa untuk menulis tulisan akademik maupun populer yang dapat diterbitkan terkait pangan lokal
  4. Menghasilkan buku yang berisi informasi gizi dari panganan lokal yang dapat dimanfaatkan masyarakat Sumba sebagai acuan pengetahuan gizi pangan lokal
  5. Menguatkan kolaborasi antara universitas dan masyarakat sekitar dalam pelestarian dan pengembangan pangan tradisional.

Selama tiga hari kegiatan Mbak Stefi, mahasiswa dan dosen mengidentifkasi Sembilan puluh pangan lokal yang berada di Wilayah Kodi, Wewewa dan Loura. Selanjutnya dilakukan observasi tanaman dikebun/lahan praktek FST. Tanaman yang berhasil diobservasi dibuatkan dalam tulisan yang kelak akan menjadi buku.  Kegiatan ini ditutup oleh Dekan FST, Dr. Heronimus Delu Pingge, M.Pd yang ditandai dengan penandatangan MoU dengan pihak Uma Ratu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Galeri Video

Loading