Studi tentang penilaian budaya pengajaran metakognitif-diskursif di kelas dan efektivitas pembelajarannya


Penulis
Elmar Cohors-Fresenborg


Pendamping
Dekriati Ate, Florida Moza, Elsiani Ana Rato, Sesilia Irmaya Bulu, Welhem Mine Wadu, Marlince Sridorce Bulu, Suster Mathilde Franke, FPS; (Würselen dan Weetebula)


Durasi : 01.01.2020 – 30.06.2026


Donatur:
Research Institute for Mathematics Didactics e.V. (Osnabrück), Cohors-Fresenborg Foundation (Osnabrück), Ursula-Viet Foundation (Osnabrück).
Aktivitas metakognitif berupa perencanaan, monitoring, dan refleksi oleh peserta didik dan guru memainkan peran penting dalam pengajaran yang efektif untuk pembelajaran. Selain itu, penting bahwa di dalam kelas, para peserta dalam percakapan dapat membuat kontribusi yang dapat dipahami oleh orang lain, sehingga memudahkan orang lain untuk merespons secara akurat. Perilaku seperti itu disebut “diskursif”.
Diskusi kelas yang diskursif ditandai dengan perilaku diskursif dari para peserta dan fakta bahwa argumentasi umum yang dihasilkan terkait dengan materi pelajaran yang dibahas dapat dimengerti, tepat, jelas dan koheren.
Pendekatan ini juga memperhitungkan peran konteks sosial dalam pengajaran, yang relevan dengan efektivitas kegiatan metakognitif. Hal ini dapat dilihat, misalnya, pada siswa yang saling memeriksa konsistensi pernyataan dan argumen atau ketepatan representasi dan ide tentang konsep matematika atau penerapan strategi penyelesaian.
Penelitian menunjukkan bahwa untuk efektivitas proses pembelajaran kognitif tidak ditentukan oleh banyaknya aktivitas metakognitif terkait dari masing-masing individu, namun lebih kepada kualitas diskursif dari aktivitas-aktivitas tersebut dalam interaksi antar peserta. Semakin detail aktivitas metakognitif yang disajikan, semakin tepat dan terarah kontrol terhadap proses pemahaman peserta didik, yang ternyata dapat dilakukan oleh guru dan teman sekelas.
Guru memiliki peran penting untuk mendidik siswa dalam berperilaku di dalam kelas dan mempraktikkan aktivitas metakognitif dan diskursif. Karena sebagian besar dari guru belum pernah mengalami sendiri budaya kelas metakognitif-diskursif seperti itu sebagai pelajar, tugas penting dalam pendidikan dan pelatihan guru adalah menunjukkan kepada para peserta berbagai cara untuk membangun budaya kelas metakognitif-diskursif.
Telah terbukti bermanfaat bahwa para guru yang berpartisipasi diminta oleh kami untuk menganalisis pelajaran dengan menggunakan sistem kategori untuk kegiatan metakognitif dan diskursif. Secara khusus, tugas untuk menjustifikasi alokasi masing-masing kategori dan mungkin juga mencari alternatif-alternatif yang mungkin mengarah pada pemeriksaan intensif terhadap pelajaran yang akan dianalisis dalam setiap kasus. Representasi grafis yang dihasilkan dari kode-kode yang dipilih selama pelajaran memungkinkan analisis interaksi antara guru dan siswa, dan juga di antara siswa itu sendiri.
Dalam proyek ini, metode yang telah dikenal untuk merekam kualitas pengajaran metakognitif-diskursif akan dikembangkan lebih lanjut. Metode-metode yang akan dikembangkan kemudian digunakan untuk membuat hubungan dan mengevaluasi antara kualitas pengajaran yang direkam dengan cara ini dan efektivitas pembelajaran. Hal ini mengacu pada pengajaran guru yang sudah mapan dan efektivitas dalam pelatihan guru.
Karena kualitas pengajaran metakognitif-diskursif yang dimaksud – dengan abstraksi yang sesuai dari konten matematika dan cara berargumentasi – juga relevan untuk mata pelajaran lain, maka penelitian ini juga harus terbuka untuk mata pelajaran lain.


Publikasi:
Cohors-Fresenborg, E.; Nowińska, E. (2021). Pengantar Kategorisasi Kegiatan Metakognitif-Diskursif Para Siswa dan Guru dalam Pelajaran Matematika. Monograph Series in Mathematics Education oleh Lembaga Matematika Kognitif STKIP Weetebula, No. 3. Weetebula: Lembaga Matematika Kognitif STKIP Weetebula, Weetebula.

Galeri Video

Loading